Langsung ke konten utama

Ramadhan Bulan Tarbiyah


Oleh : Rizki Winanti

Ramadhan telah tiba membawa limpahan keberkahan bagi setiap makhluk di alam semesta. Pada bulan Ramadhan segala amalan baik yang dilakukan oleh manusia akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah Ta’ala. Esensi  dari hadirnya bulan Ramadhan bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, akan tetapi Ramadhan sebagai bulan Tarbiyah. Kata Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan. Dari segi kebahasaan, Tarbiyah memiliki makna mendidik, mengasuh, menumbuhkan,memelihara dan mengajarkan etika sopan santun. Sedangkan menurut Imam Ghazali, Tarbiyah sebagai kegiatan pengajaran dengan tujuan menanamkan kebajikan dan mendekatkan diri kepada Allah Subhana Wata’ala.

Lalu mengapa bulan Ramadhan dikatakan sebagai bulan Tarbiyah? Ramadhan adalah bulan pendidikan yaitu mendidik manusia agar menjadi muslim sejati. Hakikat dari terbentuknya muslim sejati adalah muslim yang melakukan segala aktivitas (perbuatan) hanya berlandaskan dengan keimanan yang diorientasikan karena Allah  dan semata-mata mengharapkan ridho dari Allah Ta’ala. Bulan Ramadhan memberikan pengajaran kepada manusia untuk menyukuri nikmat Allah, melatih kedisiplinan, terjaga dari perbuatan tercela dan mengasah kesabaran. 

Dengan berpuasa mengajarkan diri untuk senantiasa mensyukuri nikmat dari Allah Ta’ala, karena sesungguhnya sesulit apapun hidup ini ternyata masih banyak diantara mereka yang tidak seberuntung kita. Kebahagian hidup seseorang dilihat bagaimana cara ia menyukuri nikmat dari Allah Ta’ala. Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, tetapi dengan bersyukur yang membuat hidup kita bahagia. Inti dari syukur adalah merasa cukup atas limpahan rezeki yang telah Allah berikan. Sesungguhnya Allah telah menjamin kebutuhan manusia selama di dunia tanpa satupun kekurangan. Akan tetapi banyak manusia yang selalu merasa tidak pernah cukup dan serba kurang di sebabkan karena tidak melandaskan rasa syukur dalam dirinya. Perlu digaris bawahi jika Allah hanya menjamin kebutuhan bukan keinginan manusia.

Selain itu, selama menjalankan ibadah puasa umat muslim juga dituntut untuk lebih giat melaksanakan ibadah wajib maupun yang sunnah. Dari sini dapat dilihat jika selama bulan ramadhan manusia belajar untuk disiplin dalam melakukan ibadah. Yang tadinya sholat wajib sering dilakukan di akhir waktu, ketika bulan ramadhan dilakukan di awal waktu. Karena ibadah merupakan suatu komponen utama yang harus terpenuhi ketika menjalankan ibadah puasa dan tidak boleh di lalaikan. Ada perumpaan yang menyatakan jika berpuasa tetapi tidak sholat maka puasanya akan menjadi sia-sia.

Bulan Ramadhan juga menjadi benteng untuk menjaga diri dari perbuatan tercela. Hal ini yang dimaksud dari makna puasa yaitu menahan, dari segi makna menahan ini tidak hanya merujuk pada menahan lapar dan haus saja, akan akan tetapi juga menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan tercela yang dilarang oleh Allah Ta’ala. Inti dari melaksanakan ibadah puasa ialah menahan segala sesuatunya, mulai dari menahan hawa nafsu berbelanja yang tidak menjadi kebutuhan primer, menahan diri untuk tidak makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari, serta tidak mendekati istri di siang hari.

Sebagai generasi islam harus  memberikan pengaruh baik ditengah umat. Terutama ketika sudah memasuki bulan suci Ramadhan seperti ini, maka generasi islam memiliki peran yang penting untuk berlomba-lomba dalam menebar kebaikan. Aktivitas positif harus selalu dilakukan oleh para generasi islam agar jangan sampai mereka kehilangan jati dirinya karena terpengaruh oleh budaya barat. Realita saat ini memperlihatkan jika banyak generasi islam sudah terpengaruh oleh budaya-budaya barat yang menyerang dari 3 aspek yaitu Fun, Food dan Fashion. Maka tidak heran jika saat ini kita dapati para generasi yang berpuasa tetapi pacaran masih tetap dilakukan, puasa tetapi tidak sholat dan bahkan tidak melaksanakan sholat sunnah tarawih karena terlalu asyik ngobrol ketika bukber bersama teman. 

Ramadhan bukanlah tentang berhenti dari kebiasaan buruk untuk sementara waktu, akan tetapi ramadhan adalah titik awal untuk menjadi seorang muslim yang lebih baik dan berusaha untuk terus selamanya menjadi baik. Karena pada hakikatnya ramadhan tidak datang untuk mengubah jadwal kita, tetapi datang untuk mengubah hati kita. Maka untuk itu jadilah generasi islam yang menginspirasi dengan tetap mematuhi rambu-rambu syariat islam. Ramadhan  sebagai bulan pendidikan untuk mendidik generasi islam agar menjadi generasi rabbaniyah. 

Karena ketika momentum bulan suci ramadhan sangat dianjurkan untuk para generasi bermuhasabah diri dan meningkatkan ketaqwaan dengan memaksimalkan ibadah yang wajib maupun yang sunnah. Dalam memaksimalkan ibadah tersebut tentu generasi islam harus selalu menghadiri  majlis ta'lim untuk mencharger iman sembari menunggu waktu berbuka . Selain itu juga melakukan aktivitas positif seperti berbagi takjil gratis, tilawah qur'an dan menghafal Al-Qur'an. Di sepuluh terakhir ramadhan tentunya banyak yang berlomba-lomba untuk meraih malam lailatul qadar. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersabar Untuk Bersama

  Oleh : Rizki Winanti Teruntuk rasa yang hadir tanpa di paksa. Tetaplah bersabar menanti dalam ketaatan. Allah menganugerahkan rasa ini sebagai fitrah bukan untuk bermaksiat. Syariat memberikan batasan untuk insan yang sedang dimabuk cinta. Jangan sampai rasa cinta ini hadir menghilangkan kewarasan dan membawa malapetaka. Tidak mudah memendam rasa ini dalam diam. Jika bukan karena landasan keimanan, mungkin saja rasa ini sudah berlabu pada tempat yang salah. Melanggar perintah Tuhan, serta menjajahkan kehormatan demi meraih cinta terlarang. Meski tidak dapat dipungkiri ketertarikan dan kekaguman padanya semakin melekat. Allah lebih mengetahui mana yang terbaik untuk makhluk ciptaan-Nya. Boleh jadi rasa yang bertahan saat ini hanya sebagai ujian dunia. Tidak menutup kemungkinan rasa ini hanya singgah sebentar dan tidak untuk menetap. Sosok yang kamu kagumi kini, mungkin hanya sebatas hadir tetapi tidak menjadi takdir. Bersabar adalah jalan terbaik untuk menahan gejolak rasa terp...

Implementasi Konsep Madrasatul Ula dalam Mewujudkan Tarbiyah Islamiyah

Oleh : Rizki Winanti Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa perempuan adalah tiang negara, jika baik perempuannya maka baik pula negaranya, dan jika rusak  perempuannya maka rusak pula negaranya. Perempuan mendapatkan tempat teristimewa  di dalam islam yaitu menjadi sebaik-baik perhiasan dunia. Bahkan perempuan memiliki  potensi besar dalam mencetak generasi islam yang berakhlakul karimah. Realita saat ini menunjukkan jika masih banyak para ibu yang mengabaikan perannya  sebagai Madrasatul Ula bagi anak-anaknya. Era globalisasi mempengaruhi pola pikir ibu  masa kini, dimana mereka menganggap jika pendidikan seorang anak hanya di bangku  sekolah saja, sementara mereka melalaikan kewajibannya sebagai seorang ibu. Hingga  dampak yang dihasilkan dari kelalaian ini adalah kehancuran generasi islam. Dimana sekolah  tidak sepenuhnya menjamin seorang anak akan terdidik dan memiliki akhlak terpuji. Hari ini  dapat kita saksikan betapa...